Jumat, 07 Oktober 2011

CHOCOLATE

cokelat.jpg
TRIBUNKALTIM.co.id - Pernah dengar larang ini, “Jangan makan cokelat, bisa bikin pinggang melar” atau “Konsumsi cokelat berlebihan bisa membuat kulit wajah pecah-pecah.” Dan kita semakin bingung setelah mendengar wejangan,”Cokelat itu bagus buat jantung” atau “Cokelat bisa menghangatkan interaksi intim kita dengan suami loh.” Jadi sebenarnya, cokelat ini baik atau tidak untuk kesehatan? Makanan legit ini bisa membuat kita sehat atau sebaliknya, kita hanya perlu tahu bagaimana cara konsumsi cokelat yang tepat. Inilah yang seharusnya kita lakukan untuk menikmati cokelat dengan sempurna!
Do : Pilah-pilih cokelat yang mau dinikmati.
Agar tubuh kita tetap sehat, kita perlu tahu makanan apa saja yang baik untuk tubuh. Prinsip serupa juga kita terapkan ketika akan menikmati cokelat. Tubuh akan senang luar biasa jika kita memilih dark chocolate yang mengandung 70 persen cocoa. Semakin tinggi persentase cocoa di dalam cokelat, rasanya akan semakin pahit. Tapi justru cokelat ini yang disukai oleh tubuh.
Pastikan juga pada kemasan cokelat terdapat tulisan tanpa atau rendah alkali, atau tidak melalui proses dutch. Alkali adalah zat pemanis yang biasa ditambahkan pada proses pembuatan cokelat sedangkan dutch adalah proses netralisasi untuk menghilangkan rasa asam pada cokelat. Kedua proses ini bisa mengurangi kandungan antioksidan dalam cokelat. Biasanya white chocolate memiliki alkali yang tinggi dan diproses dengan cara di-dutch. Itu kenapa dark chocolate lebih lebih baik dari white chocolate.
Don’t : Makan cokelat berlebihan.
Cokelat hanya diperlukan dengan porsi sedikit, karena 30 kalori cokelat saja kandungan flavonoidnya sudah bisa melindungi kita dari tekanan darah tinggi. Dark chocolate dengan kandungan 60 persen cocoa per 10 gram-nya hanya mengandung 55 kalori. Sedangkan dark chocolate dengan 62 persen cocoa, per 5 gram-nya hanya mengandung 29 kalori. Jadi tak perlu berlebihan dan jangan lupa amati ukuran kalori pada kemasannya.
Do : Sesekali terbuai cokelat tidak apa-apa, asal tetap berolahraga.
Ada momen-momen tertentu yang membuat kita dihadiahi cokelat. Misalnya hari ulang tahun, valentine atau saat hari raya, cokelat menjadi salah satu ‘pemanis’ momen-momen penting. Dan suasana bisa jadi membuat kita lupa daratan ketika menikmati cokelat, alhasil tak terasa sekotak cokelat sudah “ditransfer” sempurna ke dalam perut.
Menurut American Diatetic Association, 500 kalori dark chocolate hanya akan menaikkan 56 gram berat badan. Kenaikan ini bisa teratasi jika dalam 1 sesi bakar lemak di gym atau pusat kebugaran. Bahkan dengan melakukan skipping atau lompat tali selama 30 menit, kita bisa berhenti takut pinggang melebar.
Do : Segelas cokelat hangat bisa menghaluskan kulit.
Biji cocoa dipenuhi oleh antioksidan yang bertugas melawan peradangan dan menyelamatkan kita dari radikal bebas. “Ini artinya, kulit bisa terbebas dari kekeringan atau jerawat,” jelas Allison Tannis, MS.,RHN., penulis Feed Your Skin, Starve Your Wrinkles. Ketika biji-biji cocoa diubah menjadi cokelat batangan, memang prosesnya bisa membuang banyak sekali antioksidan. Itu mengapa, Tannis menyarankan kita untuk juga menikmati susu skim cokelat yang prosesnya lebih pendek dari pembuatan cokelat batangan. “Plus, ini adalah minuman yang bisa membuat kita kembali bersemangat.”
Don’t : Kafein di dalam cokelat masih lebih aman dari kopi.
Dalam 100 gram cokelat batang (yang mengandung 70-85 persen cocoa) kandungan kafeinnya hanya 80mg. Jika dibandingkan dengan secangkir kopi, kafeinnya ada sebanyak 95 mg yang bisa membuat kita terjaga semalaman.
Do : Makanlah cokelat demi jantung.
Kolesterol tinggi adalah penyebab utama serangan jantung. Dan ini adalah penyakit diurutan teratas yang mengancam kehidupan wanita. Untuk menyelamatkan tubuh dari tumpukan kolesterol, nikmatilah cokelat yang memang mangandung antioksidan penghancur kolesterol jahat tapi meningkatkan kolesterol baik. Jadi, sesekali manjakan jantung dengan memilih cokelat sebagai camilan.
Don’t : Salahkan cokelat untuk karies gigi yang terbentuk.
Cokelat justru bisa mencegah pembentukan karies dan plak gigi. Demikian dijelaskan Tannis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar